Senin, 27 Desember 2010

Koordinasi

Pengertian Koordinasi

Menurut G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85).

Menurut Mc. Farland (Handayaningrat, 1985:89) koordinasi adalah suatu proses di mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di antara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama.

Sementara itu, Handoko (2003:195) mendefinisikan koordinasi (coordination) sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.

Menurut Handoko (2003:196) kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksananya. Hal ini juga ditegaskan oleh Handayaningrat (1985:88) bahwa koordinasi dan komunikasi adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, Handayaningrat juga mengatakan bahwa koordinasi dan kepemimpinan (leadership) adalah tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena satu sama lain saling mempengaruhi.

Untuk melihat kemampuan seorang manajer dalam memimpin dan melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen. Koordinasi didefinisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan perusahaan dan kegiatan pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya, sebab tanpa ini setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.

Pedoman Koordinasi
  •  Koordinasi harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna menghindari tiap bagian bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap bagian, ingat bahwa organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya kebutuhan dan keinginan berbeda.
  • Koordinasi harus terpadu, keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi dan memberi.
  • Koordinasi harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu terjadi, selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya. 
  • Koordinasi harus menggunakan pendekatan multi instansional, dengan ujud saling memberikan informasi yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain.

Kelebihan Koordinasi
  • Beban tiap bagian tidak terlalu berat, karena adanya keseimbangan antar bagian.
  • Tiap bagian akan memperoleh infor-masi yang jelas dalam partisipasi pencapaian tujuan dan tahu peranan-nya masing-masing sehingga dapat memberikan saran dan komentar ter-hadap kemungkinan ketidak serasian antar bagian.
  • Skedul kerja saling terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.
Kelemahan Koordinasi
  • Perbedaan tiap bagian dalam orientasi pencapaian tujuan.
  • Perbedaan dalam orientasi waktu
  • Perbedaan orientasi antar pribadi
  • Perbedaan dalam formalitas struktur

Pendekatan Untuk Mencapai Koordinasi yang Efektif

  • Sistem informasi vertikal, penyaluran data-data melalui tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi ini bisa di dalam atau di luar lantai perintah.
  • Hubungan lateral (horizontal), dengan membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat dimana informasi diperlukan. Ada beberapa hubungan lateral :
  1. Hubungan langsung
  2. Hubungan kelompok langsung
  3. Hubungan silang 


Sumber Wikipedia 

Pengorganisasian

       Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan atau pengalokasian pekerjaan diantara para anggota organisasi sehingga tujuan organisasi dapat di capai secara efisien (Stoner, 1996).
sedangkan T Hani Handoko (1999) memberikan pengertian pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi , sumber daya yang dimiliki , dan lingkungan yang melingkupinya.

   
Proses Pengorganisasian


      Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima langkah :
  •  Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Membagi beban kerja kedalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.
  • Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien.
  •  Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis.
  • Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.


      Menurut T Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukan dengan tiga langkah prosedur sebagai berikut:

  • Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Pembagian Beban Pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat maupun terlalu ringan.
  • Pengadaan dan Pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

Struktur Organisasi

      Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dimana organisasi dikelola.
Struktur Organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan di antara fungsi-fungsi,bagian maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam satu organisasi.
 

Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah:
  • Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
  • Teknologi yang dibutuhkan.
  • Anggota dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
  • Ukuran organisasi.

Sedangkan struktur-struktur organisasi terdiri dari:
  • Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dalam organisasi.
  • Standarisasi kegiatan yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.
  • Koordinasi kegiatan yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan kerja organisasi.
  • Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan.
  • Ukuran satuan kerja menunjukan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.


Daftar Pustaka

Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE - Yogyakarta
Stoner, James A.F. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga - Jakarta